Murniqq, permainan papan tradisional yang dimainkan di Timur Tengah, memiliki sejarah panjang dan menarik sejak berabad-abad yang lalu. Permainan yang disebut juga Mancala ini dimainkan oleh dua orang pemain yang secara bergiliran memindahkan batu-batu kecil atau biji-bijian di sekitar papan yang berlubang atau berkantong. Tujuan permainan ini adalah untuk menangkap batu atau biji sebanyak-banyaknya dari sisi papan lawan.
Asal usul Murniqq diyakini berasal dari Mesir kuno, di mana permainan serupa telah dimainkan sejak 3000 SM. Permainan ini menyebar ke seluruh Timur Tengah dan Afrika, dengan variasi dan nama yang berbeda-beda di berbagai daerah. Di beberapa negara, ia dikenal sebagai Oware, Bao, atau Kalah, namun gameplay dasarnya tetap sama.
Murniqq bukan sekadar permainan strategi dan keterampilan, namun juga memiliki makna budaya di banyak masyarakat Timur Tengah. Sering dimainkan pada acara kumpul-kumpul sosial, kumpul keluarga, bahkan di kafe dan pasar. Permainan adalah cara orang terhubung, bersosialisasi, dan menghabiskan waktu.
Selama bertahun-tahun, Murniqq telah berevolusi dan beradaptasi dengan budaya dan wilayah yang berbeda. Di beberapa negara, permainan ini dimainkan di papan kayu dengan ukiran yang rumit, sementara di negara lain, permainan ini dimainkan di papan sederhana dengan lubang yang digali di tanah. Aturan dan strategi permainan juga bervariasi dari satu tempat ke tempat lain, sehingga menambah kompleksitas dan kekayaan permainan.
Dalam beberapa tahun terakhir, Murniqq telah mendapatkan popularitas di luar Timur Tengah, dengan turnamen dan kompetisi internasional diadakan di seluruh dunia. Game ini juga telah diadaptasi untuk dimainkan secara online, memungkinkan pemain dari berbagai negara untuk bersaing satu sama lain dalam pertandingan virtual.
Terlepas dari asal usulnya yang kuno, Murniqq terus menjadi hiburan yang disukai banyak orang, menghadirkan kegembiraan, persahabatan, dan rangsangan intelektual bagi pemain dari segala usia. Daya tariknya yang abadi dan gameplaynya yang tak lekang oleh waktu menjadikannya kekayaan budaya yang akan terus dinikmati hingga generasi mendatang.